Senin, 05 September 2011

Tiga Spirit Yang Harus Dijaga Rakyat DIY;Sultan Tak Ingin Selamanya Gubernur

YOGYA (KR) - Sri Sultan HB X menyatakan tidak ingin selamanya menjadi Gubernur. Karena Sultan adalah manusia biasa yang semakin bertambah tua, kemampuannya juga makin menurun. Kalau tetap menjadi gubernur Sultan khawatir justru akan merugikan masyarakat. Hal itu dikatakan Sultan usai pembacaan Amanat Rakyat DIY dalam open house sekaligus peringatan 66 tahun Amanat 5 September di Pagelaran Kraton, Senin (5/9). Dalam amanat yang dibacakan Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana itu rakyat DIY menetapkan Sultan HB sebagai Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Paku Alam sebagai Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Keduanya diberi kekuasaan untuk memimpin rakyat DIY sebagai bagian dari NKRI tanpa batas waktu masa jabatan. * Bersambung hal 7 kol 4 ”Bagi saya amanat warga Yogya adalah sesuatu yang harus saya emban bersama Paku Alam. Ini sesuatu amanat yang sangat berat dan luar biasa. Namun bagaimanapun saya tetap manusia biasa. Kami berdua tahu diri kapan harus maju dan kapan harus mundur. Karena makin tua kan kemampuan makin turun. Kalau terus bertahan saat kemampuan menurun, saya tidak mungkin bicara perubahan dan kemajuan lagi dan itu akan merugikan masyarakat Yogya,” tutur Sultan. Ditengah pembahasan RUUK yang belum mendapat kepastian, Sultan mengingatkan masyarakat agar bersabar. ”RUUK DIY belum bisa diselesaikan dengan baik oleh pemimpin bangsa. Meski peristiwa ini menggugah kesadaran kita bersama, saya mohon kita semua sabar, melihat keadaan,” ujarnya. Sultan mengingatkan bahwa bergabungnya Yogyakarta menjadi bagian RI tidak hanya menyangkut penetapan, perjuangan masyarakat Yogya dalam mempertahankan RI dan Yogya sebagai ibukota RI. Melalui Amanat 5 September 1945, Sultan HB IX dan PA VIII meletakkan pondasi yang menjadi jatidiri masyarakat Yogyakarta. ”Ada tiga spirit yang ditanamkan HB IX dan PA VIII dan harus dijaga masyarakat Yogya, yaitu jiwa Merah Putih, kepribadian Pancasila dan watak Bhinneka Tunggal Ika,” terangnya. Raja Kraton Yogya itu menambahkan, dalam pembentukan RUUK dibutuhkan konsistensi sikap dari masyarakat, DPRD dan para pimpinan daerah. ”Diharapkan itu mewarnai pembentukan RUUK,” kata Sultan yang menilai Amanat Rakyat Yogya sebagai suatu pernyataan publik yang diwakili bupati/walikota dan DPRD yang dikemas dalam konteks budaya. Amanat Rakyat DIY yang ditandatangani ketua DPRD DIY dan ketua DPRD kabupaten/kota, walikota/bupati se-DIY itu selanjutnya akan disampaikan kepada Presiden dan Komisi II DPR RI. Namun Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana berpendapat, tidak perlu ada tindak lanjut formal pengiriman delegasi untuk menyampaikan dokumen Amanat Rakyat DIY ke Pusat. ”Ini acara budaya yang gaungnya lebih besar dibandingkan segala bentuk formalitas. Gaung ini akan sampai ke pusat dan diharapkan akan memberi warna dalam pembahasan RUUK DIY di DPR RI,” katanya. Terkait penyelesaian RUUK DIY, Yoeke memperkirakan hampir pasti akan ada lagi perpanjangan masa jabatan Sultan sebagai gubernur DIY. Masa perpanjangan saat ini akan berakhir Oktober 2011. ”Waktu perpanjangan habis sebulan lagi, sementara Panja Komisi II DPR RI belum ada keputusan. Kalau menghitung tata kala, hampir pasti masa jabatan Sultan akan diperpanjang lagi,” terangnya. Seandainya RUUK ditetapkan saat ini pun, lanjut Yoeke, tetap akan ada perpanjangan jabatan gubernur. Pasalnya, implementasi UUK DIY membutuhkan serangkaian peraturan seperti Peraturan Pemerintah dan Perda. ”Pembahasan Perda butuh waktu lama, sekitar 7-8 bulan dalam situasi normal. Kalau dipaksakan percepatan pun, pembahasan tidak mungkin selesai satu bulan,” jelasnya. Pemerhati sejarah DIY dari UGM, Prof Dr Soetaryo menyatakan, pidato Sultan bukan hanya ditujukan bagi masyarakat Yogya, namun intinya adalah gerakan untuk menyelamatkan RI saat ini, gerakan untuk mencerahkan bangsa. ”Ini gerakan dari Yogya untuk Indonesia. Sultan mengingatkan agar bangsa ini termasuk pemimpinnya untuk kembali ke jiwa Merah Putih, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, jika ingin Indonesia tercerahkan,” katanya. (Ast/Bro)-b

Tidak ada komentar:

Posting Komentar