Senin, 14 Maret 2011

Masalah Keistimewaan, Jadi Pembahasan Musda Pemuda Muhammadiyah Kota

YOGYA (KRjogja.com) - Organisasi Pemuda Muhammadiyah Kota Yogyakarta pagi hari ini mengelar musyawarah daerah (musda), di kompleks SMK Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Salah satu agenda yang dibahas dalam musda ini adalah menyikapi masalah Keistimewaan Yogyakarta.

"Tema khusus kami dalam musda ini adalah "Yogya Istimewa dalam Bingkai Indonesia". Yogyakarta kini memang sedang ontran-ontranan (berpolemik) keistimewaan. Kita juga mendukung keistimewaan apapun hasilnya, asalkan masih sesuai dalam konstitusi bangsa," terang Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Yogya Iwan Setiawan, Minggu (13/3).

Ia meneruskan, sebagai bukti keistimewaan lainnya, seluruh peserta musda kali ini mengenakan pakaian batik. padahal dalam musda sebelumnya, para peserta memakai berbagai jenis pakaian. "Sebelumnya pakaiannya bermacam-macam, kebenyakan baju takwa. Namun kini, kita sepakat pakai batik, sebagai bentuk pengakuan batik sebagai warisan nasional. Pemuda Muhammadiyah memang mengakui sebagai bagian dari Bangsa Indonesia," terangnya.

Sementara, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Yogya Nur Ahmad Ghozali menjelaskan, visi Muhammadiyah adalah menjadikan masyarakat menjadi masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Meski dirasa berat, visi ini harus dapat diwujudkan di tingkat akar rumput, salah satunya dengan membentuk satu pimpinan cabang baru, yakni di Tegalrejo.

"Dari 14 kecamatan, hanya ada satu pimpinan cabang yang belum terbentuk, yakni di Tegalrejo. Kami merasa prihatin, karena di wilayah yang cukup luas tersebut, tidak ada Pemuda Muhammadiyah-nya. Karena itu kami mengharap dapat segera terbentuk," ujarnya.

Di acara ini, dilakukan pula pelantikan Ketua Pemuda Muhammadiyah baru, yakni Ridwan Furkhori. Selain itu, dilakukan pula seleksi pengurus baru, dari 31 calon anggota formatur pimpinan daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Yogya 2010-2014. (Den)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar